Pernah nggak kamu mikir, “Aku sering pakai
QRIS, ShopeePay, atau GoPay tapi mana yang benar-benar aman?” Di zaman
sekarang, transaksi digital udah jadi bagian keseharian kita. Tapi keamanan
tetap jadi hal yang kritis karena sekali celah terjadi, saldo bisa hilang, data
bocor, atau bahkan disalahgunakan.
Nah, dalam artikel ini aku bakal kupas 5 fakta
mengejutkan seputar keamanan QRIS dibandingkan dengan ShopeePay & GoPay.
Kita akan lihat sisi regulasi, potensi kerentanan teknis, keamanan aplikasi,
perilaku pengguna, dan akhirnya kesimpulan siapa yang paling aman dalam
skenario ideal, plus tips supaya kamu tetap aman, tetapi sebelum masuk lebih
dalam pembahasannya untuk anda yang belum mengerti e-wallet bisa baca artikel panduannyae-wallet dulu.
Latar Belakang Singkat: QRIS
& E-wallet Besar di Indonesia
Sebelum masuk ke fakta, kita perlu punya gambaran dasar supaya
pembandingnya adil:
- QRIS (Quick
Response Code Indonesian Standard) adalah standar kode QR nasional yang
dibangun oleh Bank Indonesia (BI) agar semua sistem pembayaran berbasis QR
bisa “saling bicara” (interoperabilitas).
- Karena di
bawah regulasi BI, semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang
menyediakan layanan QR harus mengikuti standar keamanan & pengawasan
dari BI.
- Sementara
itu, ShopeePay dan GoPay adalah aplikasi e-wallet besar yang beroperasi di
Indonesia. Mereka bukan “kode QR sendiri” mereka juga bisa jadi pengguna QRIS, tapi
tentu punya fitur aplikasi mereka sendiri, izin layanan finansial, dan
sistem keamanan internal.
- Dari
penelitian keamanan fintech Indonesia, aplikasi e-wallet (termasuk GoPay /
ShopeePay) diuji parameter seperti weak encryption, SSL bypass,
permission risk, hardcode secrets, dan ternyata ada beberapa celah
yang dicatat dalam studi kasus.
Jadi, ketika kita bandingkan “keamanan QRIS vs ShopeePay & GoPay”,
sesungguhnya kita bandingkan:
|
Aspek |
QRIS |
ShopeePay |
GoPay |
|
Regulator |
Bank Indonesia |
OJK/BI |
OJK/BI |
|
Fungsi |
Standar QR nasional |
E-wallet |
E-wallet |
|
Ekosistem |
Semua bank & e-wallet |
Shopee |
Gojek |
|
Keamanan dasar |
Standar BI |
Aplikasi internal |
Aplikasi internal |
1.
Regulasi
& Pengawasan QRIS Dibawah BI vs Aturan Aplikasi E-wallet
Fakta: QRIS memiliki pengawasan dan regulasi yang terpusat di Bank Indonesia,
yang menetapkan standar keamanan untuk semua PJSP. Sedangkan aplikasi seperti
ShopeePay & GoPay harus mematuhi regulasi fintech dan izin usaha, tapi
pengawasan tidak selalu seketat pengaturan standar QR nasional.
Detail & catatan:
- Bank
Indonesia menetapkan bahwa PJSP yang ingin menyelenggarakan QRIS harus
memenuhi aspek operasional, keamanan & keandalan sistem, manajemen
risiko, perlindungan konsumen, serta audit pengamanan internal.
- QRIS juga
dilengkapi fitur keamanan untuk mendeteksi & mencegah fraud transaksi
— fitur ini wajib bagi penyedia layanan QRIS antarnegara.
- Karena
regulasi terpusat, standar minimum keamanan (misalnya enkripsi, verifikasi
transaksi, validasi merchant) berlaku untuk semua penyedia QRIS. Jadi
tidak ada layanan “kelas rendah” yang bisa lepas dari standarnya.
- Di sisi
e-wallet, ShopeePay & GoPay harus mendapat izin usaha (misalnya
fintech, PSP) dan tunduk pada regulasi OJK / lembaga terkait. Namun,
keamanan aplikasi mereka bergantung juga pada kebijakan internal dan audit
mereka sendiri.
- Penelitian
“Analisis Keamanan Aplikasi Fintech di Indonesia” menunjukkan bahwa
beberapa aplikasi e-wallet punya potensi kelemahan: misalnya weak
crypto, SSL bypass, permission risk, dan hardcoded
secrets.
Implikasi: Artinya, dalam sistem QR, QRIS punya “payung” regulasi nasional yang
sama untuk semua penyedia. Sebaliknya, e-wallet bisa unggul atau lemah
tergantung bagaimana mereka mengimplementasikan keamanan dan kontrol internal
mereka.
2.
Potensi
Kerentanan Kode QR – Manipulasi & QR Palsu
Fakta: Kode QR (baik QRIS maupun QR dalam ekosistem e-wallet) rentan terhadap
manipulasi fisik atau pemalsuan digital, dan modus ini menjadi sumber penipuan
yang sering terjadi.
Detail & contoh:
- Ada modus
penipuan di mana penjahat menempelkan QR palsu di atas QR asli milik
merchant, sehingga ketika pengguna scan, dana mengarah ke rekening penipu.
- QR palsu
kadang berisi link phishing yang meminta pengguna untuk memasukkan
username, password, OTP, atau data pribadi lainnya. Padahal QRIS resmi
tidak mengandung link – setelah di-scan, transaksi akan langsung muncul di
aplikasi pembayaran tanpa meminta data sensitif.
- QRIS
dilengkapi dengan sistem verifikasi & validasi real-time untuk
memastikan kode QR yang digunakan benar-benar sah dan sesuai merchant
tujuan.
- Namun, walau
QRIS punya sistem validasi, penipu bisa memanfaatkan kelalaian pengguna
misalnya pengguna tidak mengecek nama penerima di aplikasi sebelum menekan
“Bayar”.
- Untuk
e-wallet: ketika e-wallet juga menerapkan QR (yang kadang merupakan QRIS
atau QR khusus platform), aplikasi mereka bisa punya deteksi fraud
sendiri. Misalnya, jika penerima tidak cocok atau merchant tidak
terdaftar, sistem bisa menolak transaksi atau memberi peringatan.
Implikasi: Manipulasi kode QR adalah risiko nyata. QRIS punya mekanisme verifikasi
& validasi, tapi tetap bergantung ke pengguna agar mengecek nama
penerima dan nominal. E-wallet bisa bantu mitigasi lewat alert, validasi
internal, atau mekanisme deteksi dalam aplikasinya.
3.
Keamanan
Aplikasi – Enkripsi, Izin & Audit Internal
Fakta: Keamanan suatu e-wallet (ShopeePay / GoPay) sangat bergantung pada
bagaimana aplikasi itu dibangun—enkripsi data, izin aplikasi, dan audit
internal. Beberapa aplikasi e-wallet terbukti punya kelemahan teknis.
Detail & bukti:
- Studi
keamanan fintech menunjukkan bahwa aplikasi e-wallet besar di Indonesia
(OVO, GoPay, ShopeePay, DANA) diuji melalui Mobile Security Framework
(MobSF) dan ditemukan potensi masalah seperti weak encryption, SSL
bypass, hardcoded secrets, permission risk.
- “Analisis
Keamanan Aplikasi Fintech di Indonesia” secara khusus memuat bahwa tidak
semua aplikasi fintech punya konfigurasi keamanan optimal beberapa
menggunakan enkripsi yang lemah atau ajang bypass SSL.
- QRIS sendiri,
sebagai standar, tidak sepenuhnya menggantikan keamanan aplikasi: proses
scanning dan transmitter data tetap terjadi melalui aplikasi e-wallet atau
aplikasi perbankan — jadi aplikasi tersebut harus aman juga.
- ShopeePay
& GoPay sering menambahkan fitur keamanan tambahan seperti verifikasi
wajah, fingerprint, PIN ganda, timeout otomatis saat idle, dan deteksi
aktivitas mencurigakan.
- Namun,
fitur-fitur tersebut hanya efektif bila diimplementasikan dengan benar
misalnya enkripsi end-to-end, proteksi terhadap reverse
engineering, dan audit berkala.
Implikasi: Meski QRIS punya banyak keunggulan di sisi protokol & regulasi,
keamanan akhir tetap tergantung pada aplikasi (ShopeePay / GoPay) yang kamu
gunakan. Aplikasi yang buruk implementasinya bisa jadi pintu belakang meskipun
protokol QR-nya aman.
4.
Transparansi
& Pemantauan Transaksi – Jejak Digital & Audit Real-Time
Fakta: QRIS menciptakan “jejak digital” transaksi yang dapat dipantau oleh
regulator, bank, atau PJSP secara real-time ini menjadi fitur penting untuk
mendeteksi fraud. E-wallet juga punya sistem pemantauan sendiri, tapi jangkauan
& kecepatan mungkin berbeda.
Detail & catatan:
- QRIS
menyandarkan banyak sistem pemantauan aktivitas mencurigakan, validasi
transaksi, dan audit internal untuk meminimalkan risiko penipuan.
- Karena semua
transaksi QRIS melewati sistem pusat BI / PJSP, regulator bisa lebih cepat
mendeteksi pola transaksi tak wajar atau merchant ilegal.
- Untuk
e-wallet: mereka biasanya punya sistem deteksi fraud di backend, seperti
monitoring kecepatan transaksi, lokasi IP, analisis perilaku pengguna, dan
alert jika pola tak biasa muncul.
- Namun, akses
ke data & audit eksternal mungkin berbeda: regulator bisa meminta
audit, tapi aplikator e-wallet mungkin memiliki bagian data yang lebih
privat.
- Ini
memberikan keuntungan bagi QRIS dalam hal transparansi “semua transaksi
tercatat di sistem terpusat” meskipun e-wallet bisa menyembunyikan atau
memperlambat akses audit tergantung kebijakan internal.
Implikasi: Bila ada kasus fraud atau penipuan, sistem QRIS lebih punya keunggulan
dalam pelacakan dan audit dibanding sistem terisolasi yang mungkin diterapkan
oleh aplikasi e-wallet tertentu.
5.
Faktor
Manusia & Kesadaran Pengguna – Titik Lemah Terbesar
Fakta: Meskipun sistem keamanan protokol dan aplikasi bisa sangat tangguh, kesalahan
pengguna seperti scan QR tak dikenal, phishing, memakai aplikasi palsu, adalah
titik lemah terbesar.
Detail & contoh:
- Banyak modus
penipuan QRIS palsu mengandalkan pengguna yang terburu-buru dan tidak
memverifikasi penerima.
- Ada kasus di
mana QRIS palsu dikirim lewat pesan media sosial, lalu pengguna diarahkan
ke tautan phishing yang meniru aplikasi asli.
- Dari studi
“Analisis Kesadaran Keamanan di Kalangan Pengguna E-wallet / Informasi”
disebut bahwa literasi keamanan pengguna masih kurang misalnya mereka
kurang memperhatikan izin aplikasi, update, atau membaca review keamanan.
- Bahkan bila
aplikasi memiliki fitur keamanan kuat, kalau pengguna memberikan PIN/OTP
kepada orang tak dikenal, keamanan itu bisa jadi sia-sia.
Implikasi: Apapun sistem terbaiknya, pengguna sendiri harus “bijak dan waspada”.
Keamanan bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal pola tingkah pengguna.
Mana yang
Paling Aman? QRIS vs ShopeePay & GoPay
Nah, setelah membahas 5 fakta mengejutkan,
sekarang saatnya menjawab pertanyaan utama: “Mana yang paling aman, QRIS,
ShopeePay, atau GoPay?”
Jawabannya: nggak ada yang mutlak paling aman.
Kenapa? Karena tiap sistem punya kekuatan & kelemahannya masing-masing.
Kelebihan
& Kelemahan QRIS
- ✅ Kelebihan:
- Regulasi
jelas dari Bank Indonesia.
- Interoperabilitas
(bisa dipakai di semua e-wallet/bank).
- Sistem
validasi & audit real-time.
- ❌ Kelemahan:
- Masih rawan
QR palsu jika pengguna ceroboh.
- Bergantung
pada aplikasi e-wallet/bank yang memproses QRIS.
Kelebihan
& Kelemahan ShopeePay
- ✅ Kelebihan:
- Mudah
diintegrasikan dengan ekosistem Shopee.
- Punya fitur
keamanan aplikasi (PIN, fingerprint).
- Sering kasih
notifikasi transaksi secara real-time.
- ❌ Kelemahan:
- Keamanan
bergantung pada kebijakan internal & update aplikasi.
- Potensi
celah dari izin aplikasi atau malware di HP pengguna.
Kelebihan
& Kelemahan GoPay
- ✅ Kelebihan:
- Bagian dari
ekosistem Gojek, sering dipakai sehari-hari.
- Ada fitur
proteksi saldo, refund cepat kalau ada masalah.
- Aplikasi
sering di-update untuk tutup celah keamanan.
- ❌ Kelemahan:
- Sama seperti
ShopeePay, bergantung pada kesadaran pengguna.
- Potensi
phishing lewat promo palsu (modus sering ditemukan).
👉 Jadi bisa dibilang:
- QRIS unggul
dalam regulasi & transparansi.
- ShopeePay
& GoPay unggul dalam ekosistem aplikasi & fitur tambahan.
- Tapi semua
rawan kalau penggunanya ceroboh.
Tips Praktis
Supaya Transaksi Selalu Aman
Apapun yang kamu pilih, ada beberapa kebiasaan yang wajib kamu lakukan
biar tetap aman:
- Selalu cek
nama penerima sebelum
klik bayar di QRIS/ShopeePay/GoPay.
- Hanya scan
QR resmi jangan asal scan
di media sosial atau chat.
- Aktifkan
fitur keamanan tambahan
(fingerprint, face ID, PIN ganda).
- Rutin
update aplikasi biar
dapet patch keamanan terbaru.
- Jangan
bagikan OTP atau PIN ke siapa pun.
- Gunakan
jaringan aman (hindari
WiFi publik untuk transaksi besar).
- Simpan
bukti transaksi buat
jaga-jaga jika ada masalah.
- Laporkan
segera ke CS kalau ada
transaksi mencurigakan.
- Hindari
aplikasi modifikasi/palsu
(download hanya dari App Store/Play Store).
- Gunakan
e-wallet sesuai kebutuhan
— jangan taruh semua saldo di satu aplikasi.
👉 Untuk pembahasan lebih lengkap, kamu bisa baca
artikel 10 Tips Ampuh Menghindari Penipuan E-wallet.
FAQ –
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
1. Apakah QRIS lebih aman daripada ShopeePay & GoPay?
QRIS punya standar keamanan nasional dari BI, tapi tetap butuh aplikasi e-wallet untuk memproses transaksi. Jadi, QRIS aman secara sistem, tapi keamanan akhirnya tergantung aplikasi & pengguna.
2. Bisakah QRIS dipalsukan?
Ya, QRIS bisa dipalsukan dalam bentuk QR fisik (ditempel stiker palsu). Tapi sistem QRIS punya validasi nama penerima. Jadi kalau kamu teliti, bisa terhindar.
3. Bagaimana jika saldo ShopeePay atau GoPay hilang karena penipuan?
Biasanya bisa klaim ke customer service, tapi prosesnya butuh bukti transaksi. Proteksi saldo berbeda tiap e-wallet, jadi jangan anggap semua otomatis diganti.
4. Apa tanda-tanda QRIS atau e-wallet palsu?
- Logo merchant nggak resmi.
- QR muncul di media sosial/chat (tidak dari merchant langsung).
- Aplikasi minta data sensitif (PIN, OTP).
5. Lebih aman mana: bayar pakai QRIS atau langsung pakai e-wallet?
Dua-duanya aman asal melalui jalur resmi. QRIS unggul di regulasi, e-wallet unggul di fitur tambahan. Pilihan terbaik: pakai keduanya secara bijak.

